Seiring berjalannya waktu & kenaikan harga, harga bubur ayam ini juga ikut naik, malah mengalami beberapa kali kenaikan harga. Saya berpikir ini abang jualan harganya naik terus, apa tidak takut nanti pelanggan berkurang apalagi didaerah itu muncul Bubur Ayam baru dengan harga yang lebih murah. Tetapi setelah saya perhatikan beberapa waktu, pelanggan Bubur Ayam tersebut bukannya berkurang malah bertambah, sehingga harus pindah ke halaman ruko sebelah untuk memperluas tendanya.
Untuk pelanggan tidak melihat kelas, dari yang tidak berkendaraan sampai bermobil berdatangan. Hal ini yang membuat saya tertarik dengan cara usaha yang dilakukan Bubur Ayam ini. Mungkin main dukun kali... terlintas dipikiran iseng saya sambil tersenyum.
Setelah saya perhatikan dari pertama kali saya beli dan sampai sekarang, rasa (kualitas) & porsi (kuantitas) dari Bubur Ayam itu tidak pernah berubah sedikitpun. Malahan pelayanan yang ditingkatkan dengan kecepatan dalam menghidangkan sehingga walaupun kondisi ramai, Bubur Ayam yang kita pesan cepat datang & juga melayani delivery order.
Terkadang dalam usaha yang selalu kita perhatikan adalah harga dengan melihat pesaing atau patokan harga pesaing. Atau kita berfikir dengan harga naik pelanggan akan berkurang karena tingkat kemampuan beli yang juga turun.
Pelanggan selalu meminta lebih karena telah mengeluarkan uang untuk memperolehnya. Tetapi selama uang yang dikeluarkannya sesuai dengan yang diperoleh, menaikan harga dengan tidak mengurangi kulitas dan kuantitas masih dapat diterima pelanggan, apalagi dengan pelayanan yang lebih ditingkatkan.